POSBUMI.COM SAMPIT – Jelang akan dilakukan New normal oleh Pemerintah dareah Kabupaten Kotawaringin Timur (KOTIM) dalam beberapa hari kedepan ini. Sekretaris Fraksi PKB DPRD Kotawaringin Timur Bima santoso, angkat bicara Bima meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur segera menyiapkan skema new normal khusus untuk pesantren dan memastikan para santri bisa segera kembali mondok dan belajar dengan memperhatikan protokol kesehatan.
“Langkah tersebut bisa dilakukan namun sebelumnya harus menyiapkan sarana dan prasana pesantren agar sesuai dengan protokol kesehatan, diantaranya menyiapkan test massal, menyiapkan ketahanan ekonomi pesantren,” ujarnya.
Anggota Legeselator Dapil 1 ini juga mendesak kepada pemerintah daerah agar tidak ragu-mengalokasikan anggaran khusus untuk menunjang pembukaan kembali pesantren.
“Sampai saat ini vaksin Corona belum di temukan maka pilihannya pesantren pun harus mau berdampingan dengan wabah tersebut namun dengan memperhatikan protokol kesehatan,” katanya.
Ada banyak pondok pesantren di Kabupaten Kotawaringin Timur dan ribuan santri yang mondok berharap agar kegiatan belajar mengajar bisa segera dimulai seperti biasa.
“Hal ini harus disikapi dengan baik karena menghidupi pesantren juga menyelamatkan ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Senada dengan bima santoso ketua Fraksi PKB DPRD Kotim M abadi juga mengatakan bahwa kondisi ini harus segera diantisipasi oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, karena jika konsep new normal diterapkan maka perlu intervensi Pemerintah Kabpaten Kotim untuk mengalokasikan anggaran sebagai bentuk bantuan nyata dan menunjang para santri yang sedang belajar dipondok pesantren tersebut.
“Karena pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya dengan segala potensinya akan menjadi problem besar jika new normal diterapkan tapi kondisinya kita tidak siap,” tegas abadi
Ia mengakui bahwa kondisi sarana dan prasana pesantren saat ini sebagian besar belum memenuhi standar kesehatan, terlebih dalam pelaksanaan protokol kesehatan serta konsep new normal.
Seperti kekurangan pada Pusat Kesehatan Pesantren beserta tenaga dan alat medianya, sarana MCK yang belum standar, ketiadaan wastafel portable maupun penyemprotan desinfektan, APD, alat rapid test, hand sanitizer dan masker.
“Tentu kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur agar bisa memberikan perhatian lebih untuk pelaksanaan proses belajar mengajar di pondok pesantren dalam masa new normal nanti,” pungkasnya
( KAR)