POSBUMI.COM, JEPARA JATENG – Pohon winong di petilasan Ratu Kalinyamat di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mendadak tumbang. Akar pohon yang tumbang itu rencananya akan dimuseumkan.
“Bupati kemarin (pesan) jangan diapa-apa dulu, sebelum dicek bupati. Tadi pagi sudah dicek bupati, nanti silakan kerja bakti. Dibersihkan dulu, nanti pohonnya (akarnya akan ditaruh di museum) diabadikan dulu. Buat napak tilas,” kata Kapolsek Donorojo, Iptu Sudi Tjipto, saat ditemui di petilasan Ratu Kalinyamat di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kamis (18/2/2021).
Dari pantauan di lokasi, pohon yang diperkirakan berusia ratusan tahun itu posisinya masih menimpa petilasan Ratu Kalinyamat. Pohon berdiameter 1,5 meter dengan panjang 8 meter. Tampak ada garis polisi di sekitar petilasan Ratu Kalinyamat. Petugas dan warga pun tampak berjaga di sana.
Sudi menjelaskan saat ini memang dipasang garis polisi. Menurutnya hal tersebut agar tidak menjadi tontonan warga. Mengingat rumah petilasan rawan roboh karena tertimpa pohon tersebut.
“Tujuannya tidak banyak mendekat, dan juga banyak bangunan rawan ambruk,” ujar Sudi.
Menurutnya, akibat kejadian tersebut petilasan Ratu Kalinyamat mengalami kerusakan hingga 90 persen. “Kerugian Rp 500 juta. Kerusakan hampir seluruhnya 90 persen rusak semuanya,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Desa Tulakan, Budi Sutrisno, menambahkan evakuasi pohon tersebut direncanakan besok. Rencananya akar pohon tersebut akan ditaruh di sekitar petilasan. Kemudian batang pohon akan digunakan untuk perbaikan petilasan.
“Ya usahakan alat berat kerja sama DPU DPD untuk mengevakuasi ini, rencana dipotong kemudian tunggak (akar) akan kita dimuseumkan (simpan). Batangnya lagi bermanfaat di sini, untuk pembangunan,” kata Budi ditemui di lokasi sore ini.
“Yang tunggakan akan dimuseumkan,” sambung dia.
Menurutnya, pohon tersebut tumbang diduga karena umurnya sudah ratusan tahun. Apalagi kondisi pohon sudah miring.
“Robohnya akar terlalu lama terus posisi pohon agak miring. Sehingga ditambah hujan terus, karena akar tidak bisa menahan gitu,” ungkapnya.
Budi menambahkan terkait pembangunan nantinya akan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata. Sebab petilasan tersebut masuk dalam benda cagar budaya.
“Pembangunan dari wisata dan desa, kita minta bantuan kabupaten, karena ini kan cagar budaya,” tambah Budi.