Oleh : Satrio Dj, Sekum Gerakan Masyarakat Bela Negara
Pada akhir tahun 2019 berlanjut sampai pada awal tahun 2020, Corona Virus mengganas membunuh banyak warga masyarakat di Wuhan Cina. Beritanya menyebar keseluruh dunia dengan nama COVID-19 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) di PBB.
Dalam waktu yang relatif singkat hampir seluruh dunia tanpa ampun terkena wabah COVID-19, antara lain USA, India, Inggris, Itali, Jepang, Korsel juga Indonesia.
Banyak yang berandai-andai sampai kapan COVID-19 berhenti mewabah ? Sampai sekarang belum ada jawaban yang pasti, sifatnya hanya prediksi tanpa didukung argumentasi yang valid.
Banyak negara dibayangi ketakutan yang berlebihan, akhirnya menempuh langkah Lockdown untuk memutus COVID-19 tidak berkembang lebih luas lagi. Banyak orang jatuh miskin karena kehilangan mata pencariannya. Perekonomian menjadi carut marut. Kelaparan merebak luas mendorong bertambahnya kriminalitas atau ada istilah No Job, Hungry, Nodong. Sungguh keadaan yang membahayakan.
Lain halnya dengan Indonesia yang tidak mau latah ikut-ikutan me-Lockdown hanya untuk memutus wabah COVID-19, tapi Pemerintah dengan pertimbangan yang cermat mengambil langkah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota, suatu langkah yang jitu.
Masyarakat terus di edukasi untuk tetap dirumah, selalu menjaga kebersihan termasuk cuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker apabila bepergian keluar rumah karena ada hal yang penting. Semua dipandu Pemerintah disosialisasikan melalui media massa secara terus menerus.
Pada intinya bagaimana memutus rantai pandemi COVID-19 agar tidak meluas berhenti mewabah, tapi apakah COVID-19 hanya itu jawabnya tidak, lalu dari hasil investigasi apakah COVID-19 itu sebenarnya ?
Rupanya Corona Virus ada yang menciptakan dan menyebarkan ke Wuhan-Cina sekaligus untuk melumpuhkan perekonomian Cina. Terstigma bahwa yang menyebarkan Corona Virus dari Cina, tapi ditepis oleh Menlu Cina, bahwa “penyebar Corona Virus adalah tentara AS yang ikut Military World Games 2019 di Wuhan, kontingen Tentara AS pada acara itu di Wuhan tidak berprestasi, hanya diposisi ke 35 tanpa meraih medali emas satu pun.”
Merebaknya COVID-19 di Blow Up oleh media-media milik elite global, sehingga terjadi kepanikan dan Paranoia massa, sehingga terjadinya Lockdown yang berakibat runtuhnya ekonomi dunia. Setelah terpuruknya ekonomi dunia, negara-negara yang lumpuh perekonomiannya akan ditolong oleh Mafioso yang memberikan Vacsin Corona dan bantuan penyelamatan ekonomi dengan hutang-hutang baru, caranya dengan diterbitkan “Kas Bon” surat utang tanpa jaminan (modal dengkul) dengan bunga tinggi.
Hutang akan bertambah pasca COVID-19, Mafioso akan datang lagi seolah memberikan pertolongan, siapakah mereka ? Mereka adalah Elite Global yang mengendalikan banyak kepala negara. Ini semua sudah diperkirakan akan terjadi oleh Bung Karno, yaitu penjajahan gaya baru atau lebih dikenal dengan Neokolonialisme Imperialis (Nekolim)
Pada waktu tulisan ini dibuat COVID-19 di Wuhan sudah dianggap selesai.
“Separo pasien Corona di Hubei sembuh dengan obat tradisional Cina” (The Economic Times). Wuhan akan segera mencabut Lockdown. “Sebagian tempat di Wuhan sudah kembali dibuka setelah Lockdown (BBC News).
Banyak ahli memprediksikan, bahwa COVID-19 akan tertanggulangi lebih cepat dari pemulihan orang-orang yang terkena Paranoia.
Mewaspadai Corona Virus, bukanlah ketakutan yang berlebihan, karena latah. Indonesia tidak mengambil langkah Lockdown sudah tepat, tinggal sekarang bagaimana masyarakat mau mematuhi PSBB dan terakhir dengan semangat Kesatuan dan persatuan, kita menolak Neokolonialisma Imprialis atau Penjajahan Gaya Baru.