POSBUMI.COM,KOTA TANGERANG – Puluhan Warga Perum Taman Cibodas Senin malam (17/7/23) mendatangi Kantor Balai Warga, mereka mengeluh dan mendesak Kepala Kelurahan Sangiang Jaya A. Fariz Firdaus S.Sos. untuk segera menutup dan menyegel keberadaan Live Musik dan WC Umum yang berada di lingkungan RW 10, Kelurahan Sangiang Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
“Keberadaan live musik dan WC umum ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Selain suara bising, beberapa waktu lalu, kami melihat di CCTV ada seorang pria dan wanita masuk ke WC, entah apa tujuannya kami tidak tau. Kami meminta Pak Lurah segera menutup live musik dan WC umum,” ujar Ahen salah satu warga RW 10 dalam musyawarah bersama Lurah Sangiang Jaya di Kantor Balai Warga.
Kami sebagai warga Kelurahan Sangiang Jaya memang meminta Pak Lurah untuk menyelesaikan permasalahan ini, karna Sebelumnya keluhan kami sudah di sampaikan sama Ketua RW 10 Pak Asyong, tetapi malah kami mendapat jawaban yang kurang pas, bukan solusi yang kami terima, melainkan kami dipersilahkan untuk melaporkan kemana saja, baik Lurah, Camat atau Wali Kota.
Roy Marjuk, pemilik usaha di Ruko Duta Plaza Perum Taman Cibodas RT. 07 RW. 10 yang juga sekaligus menjabat sebagai Ketua RW di Kelurahan Gebang Raya dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di Kecamatan Periuk itu angkat bicara, terkait rencana Pak Asyong (RW 10) yang akan mengadakan Pusat Kuliner yang diperuntukan untuk pedagang UMKM di sepanjang bantaran kali niatnya baik, asal selama kegiatan itu berpihak kepada warga dan untuk kepentingan bersama atau masyarakat sekitar, selama langkah atau upaya yang ditempuh sudah tepat juga benar dan tidak terkesan gimana maunya sendiri. @selonongboy
“Intinya, niatnya Pak RW itu sendiri sebetunya sudah baik, tapi selama masih bisa menjaga ketertiban dan keamanan, selagi bisa mengakomodir warga atau masyarakat kita silahkan, jalan dan lakukan komunikasi dengan warga, dengan pak lurah serta unsur masyarakat lain yang ada serta selalu diskusikan dengan baik apalagi ini bantaran sungai”.
Dikatakannya, bukan masalah live musik atau WC umum saja, kalo semua ini ditata dengan baik, tidak menyalahi aturan dan tidak kumuh tentunya gak bakal timbul permasalahan seperti ini.
“Apalagi sekarang dengan adanya live musik dangdut, apa sih keuntungan dan manfaatnya untuk masyarakat sekitar, apalagi tidak jauh dari situ ada pondok pesantren dan tempat tinggal warga. Hiburan dangdut di area terbuka di lingkungan seperti ini akan menjadi potensi kegaduhan, ketika tidak diurus dengan bener dari awal izin sampe dengan pengelolaannya. Tentunya juga harus ada ijin keramaian dari pihak-pihak terkait.
Sambungnya, sebenarnya ada yang lebih penting dengan permasalahan di lingkungan kita ini yaitu terkait seringnya banjir, seharusnya itu yang harus lebih dipikirkan sama-sama, apa saja yang menjadi rekomendasi dari pihak pemkot atau BBWSC misalnya mengembalikan fungsi bantaran sungai dan lain sebagainya, bukan mengelola lingkungan yang terkesan maunya sendiri. Ada keluhan warga dengarkan bukan lantas saling menyalahkan dan saling lapor.
“Mari kita sama-sama saling menyadari dan turunkan ego semua, rakyat dan pemimpin harus bersatu, pemimpin itu harus membela rakyat karena semua berasal dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, tidak elok ketua RW bersitegang dengan warga yang semestinya menjaga kerukunan antar warga, dan sebisa mungkin semua program RW itu mesti ada dukungan dari warga serta selalu berkoordinasi dg pimpinannya dalam hal ini ada Pak Lurah.”. Tegas Roy Marjuk.(Hendra/Alfon SB)