Anggaran Rp 1,4 T Disiapkan Untuk 1.8 Juta Warga Jateng Terdampak Corona

0
848

POSBUMI.COM, JAWA TENGAH –
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan dana sebesar Rp 1,4 triliun untuk menanggulangi kasus penyebaran virus corona. Dana tersebut akan digunakan untuk jaring pengaman sosial dan jaring pengaman ekonomi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menjelaskan jaring pengamanan sosial dan ekonomi tersebut ada yang sifatnya konsumtif dan ada yang sifatnya pemberdayaan. Pemprov Jateng akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) untuk 1,8 juta orang yang belum masuk data masyarakat miskin.

“ Dana ini akan diberikan selama tiga bulan untuk menjamin kelangsungan hidup warga selama pandemi corona,” ungkap Ganjar, pada Minggu (29/3/2020).

Warga yang akan mendapat bantuan langsung tunai tersebut, kata Ganjar, yakni warga yang belum mendapat bantuan program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan kelompok risiko rentan.

Selain bantuan langsung, Ganjar menuturkan, dana yang disiapkan tersebut juga akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan itu bisa dilakukan dengan melibatkan masyarakat untuk kegiatan padat karya.

“Yang perlu lebih mendapat perhatian itu perempuan kepala keluarga, kelompok rentan, termasuk mereka yang kehilangan pekerjaan, yang terlanjur di Jawa Tengah yang kemarin bekerja di luar kota,” katanya.

Ganjar mengatakan, dana yang telah disiapkan tersebut sebagai anggaran Pancemic Respon. Angka tersebut merupakan hasil dari menghitung aspek sosial dan aspek ekonomi. Dia menarget dana tersebut bisa diketok DPRD Jateng pekan ini, karena telah disiapkan beberapa skenario.

“Angka Rp 1,4 triliun ini merupakan angka minimal. Kami sudah kalkulasi secara rinci. Jadi angkanya tidak boleh kurang. Ini harus ada,” ujar Ganjar.

Dia menambahkan, anggaran itu merupakan alokasi dari Pemprov Jateng untuk menangani penyebaran COVID-19 dan menanggulangi dampak yang ditimbulkan. Dana tersebut bisa bertambah, karena pemerintah kabupaten dan kota di Jateng bisa membuat alokasi anggaran yang sama di tiap daerah. Anggaran bisa bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

“DAK yang dimiliki di tiap daerah cukup besar. Kami akan memberikan petunjuk, di tempatmu ada dana sekian, DAK sekian dan boleh digeser ke sana. Segera lakukan,” katanya.

Selain anggaran dari pemerintah daerah, Ganjar berharap akan ada tambahan dana dari kelompok masyarakat, perusahaan dan filantropis. Namun, mereka harus didorong agar potensi dana untuk penanggulangan COVID-19 di Jateng bisa dicapai.

“Sumber dana lain, bisa melalui penganggaran dari pemerintah desa. Mereka bisa membuat program padat karya yang bersumber dari dana desa. Jika semua bisa bergerak serentak, penanganan COVID-19 ini bisa dioptimalkan,” terangnya.

(A’IDIN, ST & TIM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here