POSBUMI.COM, TANGERANG – Pandemi virus Corona/Covid-19 yang merambah diberbagai negara, bahkan untuk Indonesia saat ini hampir setiap harinya pasien terinfeksi Covid-19 semakin bertambah, pemerintah Indonesia sendiri menganjurkan agar tidak melakukan kegiatan diluar rumah, menjaga kebersihan lingkungan serta rajin mencuci tangan dan memakai masker ketika hendak berpergian.
Ditengah kelangkaan sabun pembersih tangan/hand sanitizer yang mengakibatkan harga Hand Sanitizer meroket dipasaran, Sekolah SMA Setia Bhakti Kota Tangerang melakukan inovasi dengan membuat hand sanitizer dengan bahan baku yang di klaim mampu mematikan bakteri maupun virus.
Epih S.Ds.,M.Ag selaku Kepala SMA Setia Bhakti Kota Tangerang mengatakan, Kondisi hand sanitizer saat ini sudah langka, karena banyak yang cari dan susah untuk mendapatkannya, untuk itu kami (red-SMA Setia Bhakti) mencoba untuk membantu membuat hand sanitizer, katanya.
Menurutnya, bahan yang di gunakan untuk membuat hand sanitizer sama seperti yang dijual di pasaran, hanya saja ada bahan tambahan yang di yakini bisa membunuh virus dan bakteri di tangan.
“Bahan dasar yang kami pakai antara lain Alkohol , lidah buaya (aloevera) dan bahan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya menangkal virus ataupun bakteri”, ungkap Epih.
Epih menambahkan, banyak permintaan hand sanitizer buatan Sekolah Setia Bhakti untuk kalangan luar, di tengah sulitnya mencari bahan baku maka kami pun belum dapat memenuhi, karena banyaknya permintaan yang ada, tambahnya.
“Kisaran harga yang kami banderol untuk hand sanitizer ukuran 500 Ml adalah Rp. 120.000/botol, harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga yang ada di pasaran, yang tentunya jauh lebih mahal. Hand sanitizer yang di buat oleh sekolah Setia Bhakti, lebih mengutamakan fungsional produk, sehingga dari segi aroma tidak berbau menyengat dan berwarna bening, paparnya.
“Mari perangi virus Corona (Covid-19) dengan cara hidup bersih , rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta hindari kontak langsung dengan seseorang dan jauhi tempat-tempat yang mengundang kerumunan banyak orang”, tutup Epih.
(Red)