HUT ke-74 Bhayangkara, Bamsoet: Pendekatan Humanisme Polri Berbuah Manis

0
619

POSBUMI.COM, JAKARTA- Pendekatan Polri yang humanis dan selalu mengedepankan langkah persuasif dalam memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat berbuah manis. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari tingginya tingkat kepuasan publik dari beberapa lembaga survei.

Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan pentingnya personil Polri mengedepankan pendekatan kekuatan humanisme daripada pendekatan kekuatan senjata dalam mengayomi keamanan dan ketertiban masyarakat. Pendekatan humanisme bukan berarti membuat Polri menjadi lemah, melainkan akan membuat Polri dan rakyat semakin dekat. Dengan demikian rakyat bukan hanya sekadar takut dengan aparat kepolisian, melainkan segan dan bangga.

“Memasuki usia ke-74 tahun, Polri wajib terus berbenah untuk semakin menjadi Profesional, Modern, dan Terpercaya (Promoter). Hasil survei Lembaga Indikator pada 16-18 Mei 2020 memperlihatkan kepercapaan masyarakat terhadap Polri cukup tinggi, yakni 79,4 persen. Begitupun dengan jajak pendapat Litbang Kompas pada 23-25 Juni 2020 yang memperlihatkan citra kepolisian di mata rakyat masih baik, yakni sekitar 62,1 persen. Ruang perbaikan masih terbuka lebar, selama Polri masih tetap mau terbuka dan mendengar masukan,” ujar Bamsoet usai menghadiri upacara HUT Bhayangkara yang diselenggarakan secara virtual di ruang kerja Ketua MPR, Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Bamsoet mengingatkan, senjata yang dititipkan negara tak boleh menjadikan aparat kepolisian arogan, melainkan harus dimaknai sebagai bentuk kepercayaan sekaligus tanggung jawab besar kepolisian untuk menjaga keamanan, ketertiban dan keselamatan hidup rakyat. Karenanya dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sebagaimana diatur dalam UU No.2/2002 tentang Kepolisian Negara RI, Polri harus berdiri di atas semua golongan. Tak boleh menjadi alat kekuasaan segelintir pihak.

“Sangat penting bagi setiap personel kepolisian dari mulai tamtama sampai perwira tinggi untuk meneladani profesionalitas dan integritas Jenderal Hoegeng. Tak hanya sebagai Kapolri, Jenderal Hoegeng sejak menjabat Kepala Reserse Kriminal di Sumatera Utara sudah menunjukan sikap bahwa dirinya tak bisa dibeli oleh uang maupun kekuasaan. Ia menolak fasilitas dan pemberian barang-barang dari para cukong judi. Bahkan sampai mengeluarkan seluruh pemberian barang tersebut dari rumah dinasnya dan menaruhnya dipinggir jalan. Membuat Kota Medan gempar, ada sosok polisi yang tak bisa dibeli,” jelas Bamsoet.

Ia meyakini, di masa kini juga sudah banyak Jenderal Hoegeng lainnya di institusi kepolisian. Bahkan dalam skala yang lebih luas, yang rela mengabdikan diri demi masyarakat, hingga diluar tugas dan kewajibannya sebagai aparat kepolisian.

“Masih lekat dalam ingatan kegigihan Bripka Jerry Tumundo dari Polda Sulawesi Utara yang mau memakamkan jenazah positif Covid-19 sesuai protokol kesehatan, tatkala orang-orang tak mau melakukannya. Tindakan terpuji tersebut, yang dilandasi sikap humanisme, terbukti semakin mendekatkan kepolisian dengan rakyat. Adapula anggota Polri dimasa sulit pandemi covid-19 saat ini, berhasil menggagalkan dan menggulung mafia narkoba puluhan ton. Dan itu dilakukan tanpa kenal lelah. Selamat Hari Bhayangkara ke-74, semoga Polri semakin dicintai rakyat dan profesional,” ungkap Bamsoet.

Sementara itu secara terpisah, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menambahkan, tingkat kepuasan publik kepada Polri meningkat peningkatan dari tahun ke tahun. Bukti konkretnya tertuang dalam hasil survei Litbang Kompas selama 2014-2019 menunjukkan kenaikan signifikan dari tahun ke tahun.

Setidaknya, pada tahun 2014 kepuasaan publik sebesar 46,7 persen, lalu 2015 bertambah 51,2 persen. Setahun berselang atau 2016 meningat menjadi 63,2 persen. Kemudian, tahun 2017 juga meningkat menjadi 70,2 persen lalu naik menjadi 82,9 persen pada Juni 2018. Selanjutnya ada akhir 2018, survei Mark Plus menunjukkan tingkat kepuasan pada Polri berada di angka 74,46 persen.

Menurut Argo, Polri menyadari masih belum sempurna. Namun, segala kekurangan dan masukan dari masyarakat akan terus dijadikan bahan evaluasi, agar polisi semakin mendapatkan kepercayaan.

“Dengan tantangan yang makin kompleks, saat ini tak ada pilihan bagi Polri selain harus semakin responsif dalam melayani masyarakat, lebih terbuka, transparan, dan tampil lebih muda, dan humanis. Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis sudah memulai dengan mengarahkan seluruh anggotanya untuk bersama-sama membangun institusi Polri yang makin berdaya dan profesional,” pungkas Argo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here